Teks -- Kejadian 12:2 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Kej 12:1--13:18
Jerusalem: Kej 12:1--13:18 - -- Kedua bab ini berasal dari tradisi Yahwista, tetapi terdapat juga di dalamnya beberapa tambahan yang berasal dari tradisi Para Imam atau dari tangan p...
Kedua bab ini berasal dari tradisi Yahwista, tetapi terdapat juga di dalamnya beberapa tambahan yang berasal dari tradisi Para Imam atau dari tangan penyadur. - Setelah memutuskan segala ikatan dengan tanah asalnya. Abraham berangkat menuju sebuah negeri yang tidak dikenalnya. Abraham berangkat bersama dengan isterinya yang mandul, Kej 11:30. Allah telah memanggil Abraham dan telah berjanji bahwa ia akan memperoleh keturunan. Berangkatnya Abraham adalah bukti kepercayaannya. Kembali kepercayaan itu tampil waktu janji diperbaharui, Kej 15:5-6. Kepercayaan itu diuji Allah ketika menuntut kembali Ishak yang merupakan hasil janji Allah dahulu, bab 22+. Adanya masa depan bagi umat terpilih bergantung pada bukti kepercayaan Abraham yang mutlak, Ibr 11:8-9. Yang dimaksudkan dengan "umat terpilih" bukan hanya keturunan Abraham secara badaniah, tetapi juga semua orang yang berkat kepercayaan yang sama menjadi anak Abraham, sebagaimana ditandakan Paulus, Rom 4; Gal 3:7.
Ref. Silang FULL -> Kej 12:2
Ref. Silang FULL: Kej 12:2 - menjadi bangsa // memberkati engkau // menjadi berkat · menjadi bangsa: Kej 13:16; 15:5; 17:2,4; 18:18; 22:17; 26:4; 28:3,14; Kej 32:12; 35:11; 41:49; 46:3; 47:27; 48:4,16,19; Kel 1:7; 5:5; 32:13; ...
· menjadi bangsa: Kej 13:16; 15:5; 17:2,4; 18:18; 22:17; 26:4; 28:3,14; Kej 32:12; 35:11; 41:49; 46:3; 47:27; 48:4,16,19; Kel 1:7; 5:5; 32:13; Ul 1:10; 10:22; 13:17; 26:5; Yos 11:4; 24:3; 2Sam 17:11; 1Raj 3:8; 4:20; 1Taw 27:23; 2Taw 1:9; Neh 9:23; Mazm 107:38; Yes 6:13; 10:22; 48:19; 51:2; 54:3; 60:22; Yer 33:22; Mi 4:7
· memberkati engkau: Kej 24:1,35; 25:11; 26:3; 28:4; Kel 20:24; Bil 22:12; 23:8,20; 24:9; Mazm 67:7; 115:12; Yes 44:3; 61:9; 65:23; Mal 3:12
· menjadi berkat: Kej 22:18; Yes 19:24; Yer 4:2; Hag 2:19; Za 8:13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kej 12:1-3
Matthew Henry: Kej 12:1-3 - Panggilan terhadap Abram
Garis keturunan dan keluarga Abram kita dapati dalam pasal sebelumnya. Di sini Roh Kudus masuk ke dalam kisah Abram, dan mulai sekarang Abram ser...
- Garis keturunan dan keluarga Abram kita dapati dalam pasal sebelumnya. Di sini Roh Kudus masuk ke dalam kisah Abram, dan mulai sekarang Abram serta keturunannya menjadi hampir satu-satunya pelaku dalam sejarah suci. Dalam pasal ini diceritakan tentang,
- I. Panggilan Allah terhadap Abram untuk pergi ke tanah Kanaan (ay. 1-3).
- II. Ketaatan Abram terhadap panggilan ini (ay. 4-5).
- III. Kedatangannya di tanah Kanaan (ay. 6-9).
- IV. Perjalanannya ke Mesir, disertai dengan cerita tentang apa yang terjadi dengan dia di sana. Kepergian Abram dan kesalahan yang diperbuatnya (ay. 10-13). Bahaya yang menimpa Sarai dan pembebasannya (ay. 14-20).
Panggilan terhadap Abram (Kejadian 12:1-3)
- Di sini kita mendapati panggilan yang melaluinya Abram dipindahkan dari tanah kelahirannya ke tanah perjanjian. Hal ini dirancang baik untuk menguji iman dan ketaatannya maupun untuk memisahkan dan mengkhususkan dia bagi Allah. Juga, untuk pelayanan-pelayanan dan kebaikan-kebaikan khusus yang dirancang untuk masa selanjutnya. Keadaan-keadaan di seputar panggilan in bisa kita ketahui sedikit banyak berdasarkan perkataan Stefanus (Kis. 7:2), yang di dalamnya kita diberi tahu,
- 1. Bahwa Allah yang mahamulia menampakkan diri kepadanya untuk memberinya panggilan ini. Dia menampakkan diri dalam rupa kemuliaan-Nya yang begitu rupa sehingga tidak meninggalkan ruang bagi Abram untuk meragukan adanya wewenang ilahi dalam panggilan ini. Setelah itu Allah berbicara kepadanya dengan pelbagai cara. Tetapi untuk kali pertama ini, ketika hubungan-Nya dengan Abram akan ditetapkan, Ia menampakkan diri kepadanya sebagai Allah yang Mahamulia, dan berbicara kepadanya.
- 2. Bahwa panggilan ini diberikan kepadanya di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran. Oleh sebab itu, benarlah jika kita membacanya, TUHAN sudah berfirman kepada Abram, yaitu di UrKasdim. Dan, dalam ketaatan terhadap panggilan ini, seperti yang diungkapkan lebih lanjut oleh Stefanus (Kis. 7:4), keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran, sekitar lima tahun, dan dari sana, setelah ayahnya meninggal, melalui perintah baru, yang sesuai dengan perintah sebelumnya, Allah memindahkan dia ke tanah Kanaan. Menurut sebagian orang, Haran terletak di Kasdim, dan dengan demikian masih merupakan bagian dari negeri asal Abram, atau bahwa Abram, setelah tinggal di sana selama lima tahun, mulai menyebutnya sebagai negerinya, dan sudah merasa betah di sana, sampai Allah memberi tahu dia bahwa ini bukanlah tempat yang dimaksudkan-Nya bagi dia. Perhatikanlah, jika Allah mengasihi kita, dan menyediakan belas kasihan-Nya bagi kita, maka Ia tidak akan membiarkan kita menjadikan negeri mana saja sebagai tempat peristirahatan kita apabila negeri itu tidak lebih baik dari Kanaan. Tetapi Ia dengan penuh rahmat akan mengulangi kembali panggilan ini, sampai pekerjaan baik yang sudah dimulai dilaksanakan, dan jiwa kita berdiam hanya di dalam Allah. Dalam panggilan itu sendiri kita mendapati sebuah perintah dan sebuah janji.
- I. Sebuah perintah yang menguji: Pergilah dari negerimu (ay. 1). Sekarang,
- 1. Dengan perintah ini ia diuji apakah ia mencintai tanah kelahirannya dan teman-teman terkasihnya, dan apakah ia bisa meninggalkan semuanya dengan rela, untuk pergi mengikuti Allah. Negerinya sudah jatuh ke dalam penyembahan berhala, sanak saudara dan rumah bapaknya senantiasa menjadi godaan baginya, dan ia tidak bisa terus berada bersama mereka tanpa terhindar dari bahaya akan tertular oleh mereka. Oleh sebab itu, keluarlah kamu, lk-lk – Vade tibi, pergilah kamu, cepat-cepat, larilah demi nyawamu, dan janganlah menoleh ke belakang (19:17). Perhatikanlah, orang-orang yang berada dalam keadaan dosa perlu cepat-cepat keluar darinya dengan segera. Keluarlah demi dirimu sendiri (begitu sebagian orang membacanya), maksudnya, demi kebaikanmu sendiri. Perhatikanlah, orang-orang yang meninggalkan dosa-dosa mereka, dan berbalik kepada Allah, akan dengan sendirinya mendapat keuntungan yang tak terkira dari perubahan itu (Ams. 19:12). Perintah yang diberikan Allah kepada Abram ini amat serupa dengan panggilan Injil yang melaluinya semua keturunan rohani dari Abram yang beriman dibawa masuk ke dalam kovenan dengan Allah. Sebab,
- (1) Kasih sayang alami harus memberi jalan pada anugerah ilahi. Bangsa kita tentu saja kita sayangi, sanak saudara kita lebih kita sayangi lagi, dan rumah bapak kita paling kita sayangi dari semuanya. Walaupun demikian, semuanya itu harus dibenci (Luk. 14:26), maksudnya, kita tidak boleh mengasihi mereka lebih daripada Kristus. Kita harus membenci mereka demi Dia, dan, bilamana siapa saja dari mereka ini bersaing dengan Kristus, mereka harus dikesampingkan, dan yang lebih diutamakan adalah kehendak dan kehormatan Tuhan Yesus.
- (2) Dosa, dan semua kesempatan yang menimbulkannya, haruslah ditinggalkan, dan khususnya pergaulan yang buruk. Kita harus mencampakkan semua berhala pelanggaran yang telah terpancang di dalam hati kita, dan menjauh dari jalan godaan, bahkan mencungkil mata yang kanan yang membawa kita pada dosa (Mat. 5:29). Kita harus rela berpisah dari apa yang paling kita sayangi, apabila kita tidak dapat mempertahankannya tanpa membahayakan kelurusan hidup kita. Orang-orang yang bertekad menjalankan perintah-perintah Allah haruslah meninggalkan pergaulan dengan para pembuat kejahatan (Mzm. 119:115; Kis. 2:40).
- (3) Dunia, dan segala kenikmatan kita di dalamnya, haruslah kita pandang hina dan anggap remeh dengan hati kudus. Kita tidak boleh lagi memandangnya sebagai negeri kita, atau rumah kita, melainkan sebagai tempat penginapan saja, dan karena itu tidak boleh melekat padanya dan hidup tidak terikat olehnya, bebas dari rasa sayang terhadapnya.
- 2. Dengan perintah ini ia diuji apakah ia dapat mempercayai Allah lebih jauh daripada yang dilihatnya. Sebab ia harus meninggalkan negerinya sendiri, untuk pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Allah kepadanya. Allah tidak berkata, “ Itu adalah sebuah negeri yang akan Kuberikan kepadamu,” melainkan hanya, “sebuah negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” Tidak pula Allah memberi tahu dia negeri apa itu, atau seperti negeri itu. Ia hanya harus mengikuti Allah dengan iman semata, dan percaya saja pada apa yang dikatakan Allah dalam hal ini, secara umum, meskipun ia tidak diberi jaminan khusus bahwa ia tidak akan rugi dengan meninggalkan negerinya untuk mengikuti Allah. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin berurusan dengan Allah harus berurusan dengan mengandalkan kepercayaan. Kita harus meninggalkan apa yang kelihatan demi apa yang tidak kelihatan, dan menerima penderitaan-penderitaan zaman sekarang ini dengan berharap akan menerima kemuliaan yang masih akan dinyatakan (Rm. 8:18). Sebab, belum nyata apa keadaan kita kelak (1Yoh. 3:2), sama seperti belum nyata bagi Abram, ketika Allah memanggilnya untuk pergi ke sebuah negeri yang akan ditunjukkan-Nya kepadanya. Dengan cara ini Abram diajar untuk hidup dengan terus bergantung pada petunjuk-Nya, dan dengan mata yang senantiasa tertuju pada-Nya.
- II. Inilah janji yang membesarkan hati, bahkan, ini adalah perpaduan dari janji-janji, dari banyak janji, janji-janji yang amat besar dan berharga. Perhatikanlah, semua perintah Allah disertai dengan janji-janji bagi mereka yang taat. Ia menyatakan diri-Nya juga sebagai Pemberi imbalan: jika kita menuruti perintah-Nya, Allah tidak akan ingkar untuk menepati janji-Nya. Di sini ada enam janji:
- 1. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar. Ketika Allah mengambilnya dari bangsanya sendiri, Ia berjanji akan menjadikannya pemimpin bangsa lain. Ia memotongnya supaya tidak menjadi ranting pohon zaitun yang liar, supaya ia menjadi akar pohon zaitun yang baik. Janji ini merupakan,
- (1) Suatu kelegaan besar bagi beban Abram. Sebab, pada saat ini ia tidak mempunyai anak. Perhatikanlah, Allah tahu bagaimana menyesuaikan kebaikan-kebaikan-Nya dengan apa yang dibutuhkan anak-anak-Nya. Dia yang mempunyai perban untuk setiap luka akan menyediakan satu perban untuk luka pertama yang paling menyakitkan itu.
- (2) Suatu ujian besar bagi iman Abram. Sebab, istrinya sudah lama mandul, sehingga, jika ia percaya, ia harus percaya meskipun tidak ada harapan, dan imannya harus dibangun hanya berdasarkan kuasa yang dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu, dan menjadikan mereka sebagai sebuah bangsa yang besar. Perhatikanlah,
- [1] Allah menjadikan bangsa-bangsa: oleh Dia mereka dilahirkan dalam satu kali (Yes. 66:8), dan Ia berkata, untuk membangun dan menanam mereka (Yer. 18:9). Dan,
- [2] Jika sebuah bangsa dijadikan besar dalam kekayaan dan kekuasaan, Allah-lah yang menjadikannya besar.
- [3] Allah dapat membangkitkan bangsa-bangsa yang besar dari tanah gersang, dan dapat membuat yang paling kecil menjadi kaum yang besar.
- 2. Aku akan memberkati engkau, secara khusus dengan berkat untuk beranak cucu dan bertambah banyak, sebagaimana Ia telah memberkati Adam dan Nuh, maupun secara umum, “Aku akan memberkati engkau dengan segala macam berkat, baik dari sumber-sumber di atas maupun sumber-sumber di bawah. Tinggalkanlah rumah bapakmu, maka Aku akan memberimu berkat sebagai bapa, yang lebih baik daripada berkat bapa-bapa leluhurmu.” Perhatikanlah, orang-orang percaya yang taat pasti akan mewarisi berkat.
- 3. Aku akan membuat namamu masyhur. Dengan meninggalkan negerinya, ia kehilangan namanya di sana. “Jangan khawatirkan itu,” firman Allah, “tetapi percayalah kepada-Ku, maka Aku akan menjadikan namamu lebih besar daripada yang dapat engkau miliki di sana.” Karena tidak mempunyai anak, ia takut kalau-kalau ia tidak akan meninggalkan nama. Tetapi Allah akan menjadikannya bangsa yang besar, dan dengan demikian membuat namanya besar. Perhatikanlah,
- (1) Allah adalah sumber kehormatan, dan dari Dialah datang kemajuan hidup (1Sam. 2:8).
- (2) Nama orang-orang percaya yang taat pasti akan dikenang dan dijadikan besar. Kesaksian terbaik adalah kesaksian yang diperoleh bapa-bapa leluhur dengan iman (Ibr. 11:2).
- 4. Engkau akan menjadi berkat. Yakni,
- (1) “Kebahagiaanmu akan menjadi teladan kebahagiaan, sehingga jika orang-orang mau memberkati sahabat-sahabat mereka, mereka akan berdoa agar Allah mau menjadikan mereka seperti Abram,” seperti dalam Rut 4:11. Perhatikanlah, cara-cara Allah berurusan dengan orang-orang percaya yang taat begitu baik dan penuh rahmat sehingga kita tidak perlu menginginkan yang lebih baik lagi bagi kita atau teman-teman kita. Jika Allah adalah Teman kita, itu sudah merupakan berkat yang cukup.
- (2) “Hidupmu akan menjadi berkat bagi tempat-tempat di mana engkau akan tinggal sebagai orang asing.” Perhatikanlah, orang-orang baik adalah berkat bagi bangsa mereka, dan merupakan kehormatan serta kebahagiaan mereka yang tak terucapkan bahwa mereka dijadikan demikian.
- 5. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Pernyataan ini membuat Allah dan Abram seperti membentuk semacam tim, baik untuk menyerang maupun bertahan. Abram dengan sepenuh hati mendukung kepentingan Allah, dan di sini Allah berjanji untuk melibatkan diri-Nya dalam kepentingannya.
- (1) Ia berjanji akan menjadi Teman bagi teman-temannya, akan menerima kebaikan yang ditunjukkan kepadanya sebagai kebaikan yang diperbuat bagi diri-Nya sendiri, dan membalas mereka sesuai dengan itu. Allah akan memastikan agar tak seorang pun rugi pada akhirnya, karena suatu pelayanan yang dilakukan bagi umat-Nya. Bahkan secangkir air dingin sekalipun akan diberi imbalan.
- (2) Ia berjanji akan bangkit melawan musuh-musuhnya. Ada orang-orang yang bahkan membenci dan mengutuk Abram sendiri. Tetapi, sementara kutuk-kutuk mereka yang tak beralasan tidak dapat menyakiti Abram, kutuk Allah yang benar pasti akan mengalahkan dan menghancurkan mereka (Bil. 24:9). Ini merupakan alasan yang baik mengapa kita harus memberkati orang-orang yang mengutuk kita, sebab sudah cukup bahwa Allah akan mengutuk mereka (Mzm. 38:14-16).
- 6. Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Ini merupakan janji yang memahkotai semua janji lainnya. Sebab janji itu menunjuk pada Mesias, yang di dalam Dia semua janji adalah “ya” dan “Amin.”. Perhatikanlah,
- (1) Yesus Kristus adalah berkat yang besar bagi dunia, berkat terbesar yang dengannya dunia pernah diberkati. Ia menjadi berkat bagi keluarga, dan oleh-Nya keselamatan dibawa ke dalam rumah (Luk. 19:9). Apabila kita menghitung-hitung segala berkat bagi keluarga kita, hendaklah kita menempatkan Kristus imprimis – di tempat pertama, sebagai berkat dari segala berkat. Tetapi bagaimanakah semua kaum di bumi diberkati di dalam Kristus, sementara begitu banyak orang masih menjadi orang-orang asing bagi-Nya? Jawabannya,
- [1] Semua orang yang diberkati berarti diberkati di dalam Dia (Kis. 4:12).
- [2] Semua orang yang percaya, dari kaum apa pun mereka berasal, akan diberkati di dalam Dia.
- [3] Sebagian dari semua kaum di bumi diberkati di dalam Dia.
- [4] Ada sebagian berkat yang dengannya semua kaum di bumi diberkati di dalam Kristus. Sebab keselamatan Injil adalah keselamatan bersama (Yud. 1:3).
- (2) Adalah suatu kehormatan besar untuk dihubungkan dengan Kristus. Inilah yang membuat nama Abram besar, bahwa Mesias akan lahir dari keturunannya, jauh lebih besar daripada kenyataan bahwa ia akan menjadi bapa bagi banyak bangsa. Adalah kehormatan bagi Abram untuk menjadi bapa-Nya secara alami. Dan akan menjadi kehormatan bagi kita untuk menjadi saudara-saudari-Nya oleh anugerah (Mat. 12:50).
SH: Kej 11:27--12:9 - Langkah iman (Rabu, 11 Mei 2011) Langkah iman
Dalam kehidupan sebagai orang percaya, kita kerap diperhadapkan pada situasi-situasi yang dilematis, khususnya yang menyangkut masa depa...
Langkah iman
Dalam kehidupan sebagai orang percaya, kita kerap diperhadapkan pada situasi-situasi yang dilematis, khususnya yang menyangkut masa depan kita. Dalam keadaan seperti itu, keraguan dan kebimbangan akan sering menggelayuti pikiran kita ketika kita harus menentukan pilihan apa yang harus kita ambil atau keputusan apa yang harus kita berikan. Kita bingung karena kita sama sekali tidak memiliki gambaran tentang apa yang akan terjadi ke depan. Di sinilah dibutuhkan kepekaan dan keberanian untuk meminta Tuhan menunjukkan kepada kita apa yang harus kita lakukan. Iman yang besar merupakan pijakan kita untuk meyakini bahwa apapun yang Tuhan putuskan untuk kita lakukan, itu merupakan hal yang terbaik.
Abram berasal dari keluarga mapan. Terah, sang ayah, begitu mengayomi keluarganya sehingga ketika memutuskan untuk pindah dari Ur-Kasdim, dia membawa serta seluruh anggota keluarganya (11:31). Tidak terkecuali Abram, anaknya, beserta Sarai, istri Abram. Ketika mereka sampai di Haran, ayah Abram yakni Terah, meninggal. Lalu Tuhan menyuruh Abram memisahkan diri dari keluarga besarnya. Panggilan Allah diikuti janji bahwa Allah akan membuat Abram menjadi bangsa yang besar dan membuat namanya masyhur serta menjadikannya berkat (12:2). Panggilan Allah ini mungkin saja membuat Abram bingung, karena sebelumnya sang ayahlah yang selalu memberikan keputusan. Kini Abram harus memutuskan sendiri, apakah dia akan pergi seperti yang diperintahkan Allah kepadanya atau tidak. Namun Abram memilih taat kepada perintah Tuhan. Ia berangkat meninggalkan keluarga besarnya dan membiarkan Tuhan memimpin perjalanannya (4-9).
Abram menjadi teladan kita dalam hal iman dan ketaatan. Iman kita harus dilatih untuk melakukan langkah-langkah yang seolah mustahil, tetapi yang sebenarnya telah Tuhan perintahkan kepada kita. Jangan biarkan rasio kita mengalahkan suara Tuhan. Ambilah langkah yang diperlukan jika kita telah mendengar perintah Tuhan. Bila itu merupakan pimpinan Tuhan yang sejati, semua akan berakhir dengan baik.
SH: Kej 11:27--12:9 - Allah Memanggil Abram (Sabtu, 5 Mei 2018) Allah Memanggil Abram
Abram adalah anak Terah (27). Istrinya bernama Sarai, namun mandul (30). Terah hijrah ke Haran dan tinggal di sana sampai akhir...
Allah Memanggil Abram
Abram adalah anak Terah (27). Istrinya bernama Sarai, namun mandul (30). Terah hijrah ke Haran dan tinggal di sana sampai akhir hidupnya (32). Di Haran Allah menyatakan diri-Nya dan memanggil Abram pergi ke suatu tempat yang tidak disebutkan dengan jelas (12:1). Abram, Sarai, dan keponakannya, Lot, berangkat menaati perintah Allah (5). Dalam perjalanan, Tuhan berjanji akan memberikan keturunan kepada Abram (7).
Dalam kisah panggilan Allah terhadap Abram, memang tidak diceritakan apa yang menjadi pergumulan dan kegelisahan hatinya. Walaupun Abram dalam hidupnya suka berpindah-pindah (nomaden), setidaknya ada lokasi jelas yang hendak dituju. Tetapi, yang menjadi masalah adalah Tuhan tidak memberitahukan tujuan dan tempatnya. Hanya berdasarkan janji Allah itu, Abram langsung percaya dan berangkat.
Selain itu, kita juga melihat adanya pernyataan yang menyebutkan bahwa Sarai mandul. Kemandulan merupakan aib yang sangat mengganggu kehidupan berkeluarga. Dalam kondisi Sarai seperti itu, Allah justru menjanjikan keturunan kepada Abram. Keturunannya akan menduduki negeri impian yang dijanjikan Tuhan. Di sini menjadi jelas bahwa janji Allah meliputi dua hal, yaitu tanah dan keturunan. Kedua hal ini memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat pada saat itu.
Selain tanah dan keturunan, Allah juga menjanjikan kemasyhuran kepada Abram bahwa namanya akan dikenal oleh banyak orang dan Abram sendiri akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (3). Dalam janji ini, kita melihat bahwa Allahlah yang berinisiatif, sedangkan Abram hanya pasif menaati dan bersabar menantikan penggenapan janji Allah.
Kisah Abram seharusnya menyadarkan kita bahwa Allah tidak pernah melihat atau mempertimbangkan prestasi dan kebaikan seseorang. Saat Allah memilih dan memanggil seseorang, Ia hanya menuntut respons dan kesetiaan manusia untuk menaati panggilan dan perintah-Nya. Jika kita bersedia, maka Tuhan akan memperlengkapi kita dengan hikmat dan kuasa-Nya. [ASP]
Baca Gali Alkitab 1
Antusiasme Abram mengikut Tuhan menjadi layu begitu dia menghadapi kelaparan di Kanaan sehingga harus bermigrasi ke Mesir. Ternyata Abram harus menghadapi situasi di luar perkiraannya. Bagaimana Abram merespons situasi itu? Mari kita melihat melihat bagaimana iman kepada Tuhan berganti tempat dengan kekhawatiran dan ketakutan.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apakah yang dilakukan Abram ketika kelaparan melanda negeri yang dia diami pada saat itu? (10)
2. Sebelum memasuki Mesir, apakah yang dipersiapkan oleh Abram? (11-13)
3. Apakah yang dilakukan oleh punggawa-punggawa Firaun tatkala melihat Sarai yang cantik parasnya? (14-15)
4. Bagaimana respons raja Firaun terhadap Abram? Apakah kemudian yang terjadi atas Firaun dan seisi istananya? (16-20)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Menurut Anda, bagaimana pemikiran atau perasaan Abram bila membandingkan janji Allah dengan kenyataan bahwa ia tidak menemukan makanan saat tiba di tanah perjanjian?
2. Mengapa kebohongan Abram justru mendatangkan tulah yang hebat atas Firaun dan seisi istananya?
3. Bagaimanakah seharusnya iman mewarnai tindakan Abram?
4. Apakah sesungguhnya yang menjadi kesalahan fatal Abram atas tindakannya menutupi keberadaan Sarai sebagai istrinya?
Apa respons Anda?
1. Ketika menghadapi situasi kritis, apa yang biasanya melintas dalam pikiran Anda untuk pertama kali?
2. Sebagai orang percaya zaman ini, bolehkah kita meniru tindakan Abram bila menghadapi situasi genting? Mengapa?
3. Pernahkah Anda merasa ingin 'membantu' Allah menggenapi kehendak-Nya?
Pokok Doa:
Supaya jemaat Tuhan selalu mengutamakan untuk mencari kehendak Tuhan ketika menghadapi masalah.
SH: Kej 12:1-9 - Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya (Senin, 26 April 2004) Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya
Jika saya sudah jadi anak Tuhan, setia mengikut Dia dan aktif
melayani-Nya, apakah ini dapat dijadikan...
Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya
Jika saya sudah jadi anak Tuhan, setia mengikut Dia dan aktif melayani-Nya, apakah ini dapat dijadikan jaminan bahwa Allah pasti melindungi dan menyertai saya?
Pertanyaan seperti itu pernah terlintas di benak Abram ketika mendapatkan panggilan Allah yang penuh janji itu untuk meninggalkan kampung halaman dan kebudayaannya menuju tempat yang asing baginya. 'Apa jaminan bahwa saya dan keluarga akan survive?' Apalagi, tempat yang akan diberikan Allah kepada Abram dan keturunannya adalah tempat yang sudah dihuni orang Kanaan (ayat 6b). Penduduk Kanaan adalah bangsa yang secara konstan dan terus menerus menjadi antagonis bagi Israel.
Namun, tersirat dari janji berkat TUHAN kepada Abraham jaminan tersebut. Yaitu, "Aku akan ... mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau." (ayat 3). Janji ini menghibur Abram, bahwa Allah akan menyertai dia dalam perjalanan imannya menuju Kanaan, dan terus menjaga keturunannya sampai mereka benar-benar menikmati tanah perjanjian itu (ayat 7). Dengan kepastian itu, Abram mendirikan mezbah di Kanaan, di tempat-tempat persinggahannya (ayat 7b,8b) sebagai tanda penyerahan diri dan penyerahan Kanaan kepada kedaulatan dan kuasa TUHAN.
Bagi Kristen, umat Tuhan masa kini, apa jaminan untuk kita? Mungkin Roma 8:31-39 bisa melegakan kita. Kasih Allah yang sudah memperdamaikan kita dengan diri-Nya menjadi jaminan pemeliharaan-Nya atas hidup kita di dunia ini. Lagi, ujaran Yesus di Matius 10:29-31 adalah jaminan pemeliharaan-Nya. Dalam ketaatan mengikut Yesus, maka seluruh hidup kita ada di bawah kendali dan kedaulatan-Nya. Termasuk kalau harus martir pun, itu adalah di dalam perlindungan Allah.
Yang harus kulakukan: Saya akan setia melakukan tugas pelayanan sesuai panggilan Allah. Allah pasti menyertai saya.
SH: Kej 12:1-9 - Janji Allah dan karakter Abram (Senin, 7 April 2008) Janji Allah dan karakter Abram
Respons Abram terhadap janji Allah menunjukkan karakternya. Ia taat
pada perintah dan ia berpegang pada janji Tuh...
Janji Allah dan karakter Abram
Respons Abram terhadap janji Allah menunjukkan karakternya. Ia taat pada perintah dan ia berpegang pada janji Tuhan untuk berkat yang lebih besar kelak (ayat 5). Tuhan menjanjikan Abram terkenal dan menurunkan bangsa yang besar (ayat 1-2). Namun ia harus melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Ini berarti meninggalkan rumahnya, teman-temannya, untuk kemudian menjelajah tanah yang baru.
Ada rancangan Allah yang baik di balik pemanggilan Abram. Kota Ur, adalah kota yang tidak mengenal Tuhan dan penuh dengan penyembahan berhala. Sebaliknya, Kanaan adalah sebuah daerah subur yang akan menjadi persemaian sebuah bangsa yang berpusat kepada Tuhan. Meski tidak terlalu luas, tanah Kanaan menjadi titik penting bagi sejarah kehidupan Israel dan kebangkitan Kekristenan. Tanah yang tidak terlalu luas itu diberikan kepada seseorang yang memiliki karakter tegas dalam mengasihi dan menaati Tuhan (ayat 7). Karena karakternya itu, Abram merasakan kebaikan Tuhan sekaligus memberi dampak kebaikan yang tidak kecil bagi sejarah dunia ini. Ada karakter Abram yang lain. Abram mendirikan mezbah bagi Tuhan (ayat 7). Mezbah memang banyak digunakan oleh penganut agama-agama lain pada zaman itu. Namun bagi Abram, mezbah lebih dari sekadar tempat untuk mempersembahkan kurban. Mezbah dari batu yang kokoh itu menjadi simbol persekutuan Abram dengan Allah untuk mengingat kembali perjumpaan bermakna dengan Dia.
Tuhan mungkin sedang membimbing Anda ke tempat di mana Anda dapat melayani Dia dan berguna bagi Dia. Jangan biarkan keamanan dan kenyamanan yang Anda rasakan saat ini, membuat Anda enggan terlibat dalam penggenapan rencana baik Tuhan tersebut. Spiritualitas Abram mungkin tidak akan bertahan tanpa pembaruan cinta dan setianya kepada Tuhan. Mezbah yang dibangun Abram menolong dia untuk mengingat bahwa Allah adalah pusat hidupnya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Allah juga menjadi pusat hidup Anda saat ini?
Utley -> Kej 12:1-3
Utley: Kej 12:1-3 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kej 12:1-31 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke nege...
NASKAH NASB (UPDATED): Kej 12:1-3
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Kej 12:1-3 Sering kali sulitlah untuk membedakan antara puisi Ibrani dan prosa yang "ditinggikan". Perhatikan bagaimana terjemahan-terjemahan bahasa Inggris melihat jenis aliran sastra ini dalam ayat-ayat yang berbeda.
NASB/NKJV |
JPSOA |
NRSV |
TEV/NJB/REB/ NIV |
|
Puisi |
1b-3 |
1 |
|
3 |
Prosa |
1a |
2-3 |
1-3 |
1-2 |
Jelaslah bahwa tidak ada penanda-penanda kenaskahannya, hanyalah pendapat dari komite penerjemahan.
Ayat-ayat ini diulang dalam beberapa pasal berikutnya dengan sedikit modifikasi dan penjelasan, tapi konteks ini adalah janji awal Allah yang besar yang digunakan oleh Paulus dalam Rom 4 (yaitu, Kej 15:6). YHWH akan bertindak melalui Abram dan benih-nya/ -Nya untuk menyatakan diri-Nya ke seluruh dunia. Perjanjian (lihat Topik Khusus pada Kej 13:15) menjadi konsep kunci dari Alkitab. Allah yang berdaulat memulainya dan menetapkan agendanya, namun Ia telah mengamanatkan bahwa manusia harus menanggapi secara tepat dan terus- menerus!
Kej 12:1 "(Sekarang)" "Sekarang" (diimplikasikan) dan "berfirmanlah" keduanya ditempatkan dalam ayat ini oleh penerjemah yang percaya bahwa ayat-ayat ini merujuk pada suatu panggilan Allah sebelumnya di Ur (lih. Kej 15:7; Neh 9:7, Kis 7:2).
□ "Tuhan" Ini adalah YHWH, nama perjanjian Allah (lih. Kel 3:14). Perhatikan panggilan ini didasarkan pada undangan kemurahan Allah, bukan kelayakan Abram (lih. Kej 12:10 dst.). Allah selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65; Ef 2:8-9).
□ "berfirmanlah Tuhan" Ini sangat menyiratkan komunikasi verbal tertentu, bukan sebuah wahyu melalui mimpi atau penglihatan, meskipun itu harus tetap merupakan kemungkinan. Ayat Kej 12:7 menyiratkan suatu penampilan fisik yang mirip dengan Kej 3:8-12; 4:9-15; 6:13-22; 8:15-19; 9:1-7,8-17.
□ "Abram" Pada kemungkinan arti dari nama ini lihat catatan di Kej 11:26.
Abram tidak digambarkan sebagai seorang yang spesial. Keluarganya adalah politeistik, mungkin penyembah dewa / dewi bulan. Pada kenyataannya, Abram tidak taat dalam hal:
- 1. tidak meninggalkan keluarganya
- 2. meninggalkan Kanaan menuju ke Mesir
- 3. menyuruh istrinya berbohong untuk menyelamatkan dia (dua kali)
- 4. berbohong kepada Firaun dan Abimelekh dalam rangka untuk menyelamatkan hidupnya Hanya dalam Kej 22:15-18 sajalah imannya bersinar, meskipun itu disinggung dalam Kej 15:6.
□ "Pergilah dari negerimu" KATA KERJA ini (BDB 229, KB 246, Qal IMPERATIVE) berarti "pergi." Catatan pinggir dari NASB menegaskan itu berarti "pergi sendiri." Ini diasumsikan berhubungan dengan ketiga klausul dari Kej 12:1b, c, d. Ke negeri mana ini merujuk, Ur atau Haran? Perhatikan bahwa Kej 11:31 berbicara tentang Terah meninggalkan Ur ke Kanaan, tetapi menetap di Haran. Baik Ur dan Haran adalah pusat-pusat untuk penyembahan bulan dan Terah serta keluarganya, karena anggapan makna dari nama mereka (Namun demikian, arti dari nama keluarga ini tidak pasti), mungkin telah terlibat dalam penyembahan dewa / dewi bulan Sin, Nana (lih. Yos 24:2). Inilah sebabnya mengapa ia bersedia pindah.
Bagi Abram meninggalkan keluarganya dan tanah kelahiran mereka akan menjadi pengakuan publik bahwa ia meninggalkan semua klaim warisan di belakang. Pemisahan dengan keluarganya ini mungkin juga melambangkan pemisahan diri dengan dewa-dewa keluarga. Inilah sebabnya mengapa besertanya Terah dan Lot dilarang oleh Allah dan, karena itu, begitu mengejutkan. Apakah itu merupakan tindakan ketidaktaatan kepada panggilan YHWH atau itu cara untuk memenuhi harapan keluarga (yaitu, pemeliharaan terhadap orang tua) dan pada saat yang sama, mematuhi YHWH? Seperti biasa jenis aliran sastra "cerita sejarah" (lihat beberapa lampiran yang relevan) tidak secara khusus menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Seseorang harus melihat keseluruhan ceritanya dan "menghubungkan titik-titiknya."
□ "dari sanak saudaramu" Panggilan YHWH ini tergantung pada respons Abram. Abram tidak memenuhi bagiannya (pergi dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu) dengan segera. Ketaatan sangatlah penting (lih. Kej 18:19; 22:18).
□ "dari rumah bapamu" Kis 7:4 mengatakan Terah meninggal di Haran sebelum Abram pergi, tetapi menggabungkan Kej 11:26; 12:4 dan mengaitkannya dengan Kej 11:32, sepertinya Terah hidup enam puluh tahun setelah Abram pergi. Mungkin Kej 11:26 adalah kuncinya. Abram mungkin telah dicatat sebagai anak pertama bukan karena usia, tetapi karena kemenonjolan. Sepertinya tugas keluarga tuntutan budaya dari Abram adalah hambatan terbesar bagi panggilan Allah.
□ "ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu" Dari Kej 11:31 kita tahu ini adalah Kanaan. Kanaan dijanjikan kepada
- 1. Abraham - Kej 12:1; 15:18-21
- 2. Ishak - Kej 26:3-5
- 3. Yakub - Kej 28:13-15; 35:9-12
- 4. Israel - Kej 15:16; Kel 6:4,8; Ul 4:38,40; 5:31; 19:10; 20:16; 21:23, Yos 1:2,3,6,11,13,15; 2:9,24; 18:3; 21:43; 24:13
Iman Abram ditandai dalam Ibr 11:8. Janji tentang sebuah tanah air yang istimewa ini menjadi fokus dari PL (yaitu, Israel diberi suatu tanah oleh YHWH).
Kej 12:2 "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar" Kata bagi bangsa ini (BDB 156) berarti sebuah tanah air. Hal ini juga menyiratkan banyaknya keturunan (yaitu, Kej 22:17). Bahkan mungkin menunjukkan sebuah negara baru yang tidak disebutkan dalam Kej 10.
Ayat 2 memiliki tiga pernyataan COHORTATIVE tentang tindakan yang dijanjikan YHWH.
- 1. "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar" - BDB 793, KB 889, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
- 2. "Aku akan memberkati engkau" - BDB 138, KB 159 Piel IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
- 3. "Aku akan membuat namamu besar" - BDB 152, KB 178, Piel COHORTATIVE
Janji tentang "benih" ini akan menjadi harapan yang terfokus pada satu benih / keturunan yang khusus, Mesias, yang akan membawa semua bangsa kepada YHWH. Abraham hanyalah satu tindakan dalam keseluruhan drama penebusan!
Juga secara teologis signifikanlah bahwa ciptaan asli diberkati untuk bertumbuh (lih. Kej 1:28; 9:1,7), tetapi dosa memengaruhi keinginan YHWH. Sekarang Dia memulai lagi, tapi dengan satu orang, satu keluarga, satu bangsa untuk berkembang menjadi suatu umat tebusan dari segala bangsa (kebalikan dari Menara Babel, mereka juga menginginkan "suatu nama" bagi diri mereka sendiri, Kej 11:4). Bagian ini merupakan sebuah berkat yang dijanjikan dan sekaligus janji bersyarat. Namun demikian, fokusnya adalah pada pemberkatan yang tidak selayaknya diterima (tindakan kasih karunia, Kej 15:7-21; 28:13-15) oleh YHWH. Berkat / janji ini bersyarat (lih. Kej 12:1) pada ketaatan (contoh tertingginya adalah Kej 22) dan dari Kej 15:5, iman. Ini menjadi sebuah paradigma untuk bagaimana berhubungan dengan Allah (lih. Rom 4; Gal 3).
□ "membuat namamu besar" Para rabi melihat ini dalam arti mengucapkan berkat dengan namanya. Ini menyiratkan bahwa semua orang akan tahu dan menghormatinya.
□ "engkau akan menjadi berkat" Ini adalah sebuah Qal IMPERATIVE di tengah-tengah COHORTATIVE- COHORTATIVE. "Menjadi berkat" menyiratkan suatu tindakan pada bagian Abram. Berkat YHWH adalah untuk memungkinkan Abram menjadi suatu berkat dan dari Kej 12:3, sebuah berkat universal.
Kej 12:3 "Aku akan memberkati orang yang memberkati engkau" berkat YHWH akan datang melalui berkat Abram. YHWH memilih untuk bertindak, tetapi dalam cara-cara tertentu.
KATA KERJA dalam Kej 12:3 membentuk sebuah pola.
- 1. YHWH memberkati - BDB 138, KB 159, Piel COHORTATIVE
- 2. orang yang memberkati Abram - BDB 138, KB 159, Piel PARTICIPLE
- 3. orang yang mengutuk Abram - BDB 886, KB 1103, Piel PARTICIPLE
- 4. YHWH mengutuk mereka - BDB 886, KB 1103, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
□ "dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau" Ada dua kata Ibrani di sini untuk "kutukan." Yang pertama berarti "berbicara jahat" (BDB 886, KB 1103, lih. Kej 8:21; 16:4-5, Kel 21:17; 22:28, Im 19:14; 20:9 [dua kali]; Kej 24:11,14,15,23; Ul 23:4) dan yang kedua adalah kutukan hukum Allah (BDB 76, KB 91, lih. Kej 3:14,17; 4:11; 5:29; 9:25; 27:29 [dua kali]; Kej 49:7; Kel 22:28; Bil 5:18,19,22,24 [dua kali], 27; 22:6 [dua kali], 12; 23:7; 24:9 [dua kali]; Ul 27:15-26; 28:16-19). Mereka yang mencerca Abraham memisahkan diri mereka dari YHWH dan di dalamnya adalah kutukan. YHWH menyatakan diri-Nya terutama melalui Abram dan keluarganya (catat Melkisedek, Ayub, Yitro).
- NASB, NKJV, NRSV, Peshitta "dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat"
- ENDE catatan kaki, JPSOA "olehmu semua kaum di muka bumi akan memberkati diri mereka sendiri"
- TEV "dan melalui kamu Aku akan memberkati semua bangsa"
- TEV catatan kaki "Semua bangsa akan meminta-Ku untuk memberkati mereka sebagaimana Aku telah memberkatimu"
- NJB "dan semua marga di bumi akan memberkati diri mereka sendiri melaluimu"
- LXX "dan di dalam kamu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat"
- REB "Semua bangsa di bumi akan ingin diberkati seperti kamu diberkati" REB catatan kaki "Semua bangsa di bumi akan diberkati karenamu"
Batang Niphal PERFECT (BDB 138, KB 159) biasanya PASSIVE (LXX, NASB, "akan diberkati," lih. Kej 18:18; 28:14), namun dalam Kej 22:18; 26:4 digunakan batang Hithpael PERFECT, yang bersifat REFLEXIVE ("memberkati diri"). Ada kemungkinan bahwa bentuk Hithpael tersebut menunjukan suatu tindakan yang berkelanjutan di sepanjang waktu. Sangatlah penting bahwa Allah mencakup semua bangsa di dalam janji-Nya kepada Abram, yang bersifat signifikan dalam terang pemberontakan universal dari pasal Kej 11. Allah memilih Abraham untuk memilih semua manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya (lih. Mazm 22:27; 66:4; 86:9, Yes 66:23; 49:6, Kis 3:25; Gal 3:8)! Juga lihat catatan pada Kej 22:18.
Ini benar-benar merupakan suatu bagian yang penting. Ini menunjukkan dengan jelas tujuan Allah menggunakan Abram untuk menjangkau seluruh dunia. Janji universal Kej 3:15 sedang dilaksanakan, bahkan di tengah-tengah pemberontakan secara sengaja dari anak-anak Nuh (yaitu, Kej 11). Hal ini tidak hanya untuk mereka yang menunjukkan kebaikan kepada Abram, tetapi bagi mereka yang akan menunjukkan kebaikan pada benih Abram (yaitu, Mesias, lih. Gal 3:16). Telah / masih ada tujuan universal dalam pilihan YHWH akan seseorang yang harus membawa penebusan yang dinubuatkan melalui "Seseorang" yang khusus dari keturunannya. Dalam gambaran besarnya, ini bukan sebuah naskah tentang suatu sikap terhadap orang-orang Yahudi, tetapi sebuah tanggapan iman pada "Seseorang yang dijanjikan" dari bangsa Yahudi.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kejadian (Pendahuluan Kitab) Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian La...
Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, _bereshith_ ("pada mulanya"). Nama "Kejadian" merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti "asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu." Kejadian merupakan "kitab permulaan."
Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (yaitu, kelima kitab PL pertama) dan oleh karenanya juga Kejadian (mis. 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 6:18; Neh 13:1; Dan 9:11-13; Mal 4:4; Mr 12:26; Luk 16:29,31; Yoh 7:19-23; Kis 26:22; 1Kor 9:9; 2Kor 3:15). Demikian pula para penulis Yahudi kuno dan para bapa gereja semuanya menyatakan bahwa Musa menjadi penulis/penyusun Kejadian. Karena seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa, peranannya dalam menulis Kejadian adalah menyusun, di bawah pengilhaman Roh Kudus, semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf yang sekarang menjadi isi Kejadian. Yang mungkin merupakan petunjuk dipakainya catatan-catatan sejarah oleh Musa ketika menulis Kejadian ialah bahwa terdapat 11 kali pemakaian "Demikianlah riwayat" atau "Iniliah keturunan" (Ibr. 'elleh toledoth' ) yang dapat diterjemahkan "inilah sejarah oleh" (lih. Kej 2:4; Kej 5:1; Kej 6:9; Kej 10:1; Kej 11:10,27; Kej 25:12,19; Kej 36:1,9; Kej 37:2).
Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam PB oleh Tuhan Yesus (Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rom 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Pet 3:4-6; Yud 1:7,11). Sejarah Kejadian masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab.
Tujuan
Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham.
Survai
Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.
- (1) Pasal 1-11 (Kej 1:1--11:32) memberi suatu pandangan luas mengenai permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa yang sangat penting.
- (a) Penciptaan: Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk Adam dan Hawa yang ditempatkan-Nya di taman Eden (pasal 1-2; Kej 1:1--2:25).
- (b) Kejatuhan: Melalui pelanggaran mereka, Adam dan Hawa memasukkan kutukan dosa dan kematian ke dalam sejarah manusia (pasal 3; Kej 3:1-24).
- (c) Kain dan Habel: Tragedi ini menggerakkan dua arus utama dalam sejarah: peradaban humanistik dan kaum sisa yang tertebus (pasal 4-5; Kej 4:1--5:32).
- (d) Air bah: Dunia purbakala telah demikian jahat pada waktu angkatan Nuh sehingga Allah memusnahkannya dengan suatu banjir universal, hanya menyelamatkan Nuh yang benar dan keluarganya sebagai sisa (pasal 6-10; Kej 6:1--10:32).
- (e) Menara Babel: Ketika dunia pasca-air bah bersatu dalam penyembahan berhala dan pemberontakan, Allah membubarkan persatuan mereka dengan mengacaukan bahasa dan kebudayaan serta dengan menyebarkan umat manusia ke seluruh penjuru dunia (pasal 11; Kej 11:1-32).
- (2) Pasal 12-50 (Kej 12:1--50:26) mencatat permulaan umat Ibrani dan memusatkan perhatian kepada kesinambungan tujuan penebusan Allah melalui empat bapa leluhur besar -- Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Panggilan Allah kepada Abraham (pasal 12; Kej 12:1-20) dan perlakuan-Nya terhadap Abraham dan keturunannya dalam kaitan dengan perjanjian-Nya merupakan awal yang sangat penting dari pelaksanaan maksud Allah tentang seorang Penebus dan penebusan dalam sejarah. Kitab Kejadian berakhir dengan kematian Yusuf dan perbudakan yang akan datang di Mesir.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Kejadian.
- (1) Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.
- (2) Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.
- (3) Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2 (Kej 1:1--2:25) Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
- (4) Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana -- pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.
- (5) Perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya (Kej 12:1-3), diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17 (Kej 17:1-27), merupakan inti dari seluruh Alkitab.
- (6) Hanya Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.
- (7) Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kejadian menyatakan sejarah nubuat penebusan dan seorang Penebus yang akan datang melalui benih wanita (Kej 3:15), melalui keturunan Set (Kej 4:25-26), melalui keturunan Sem (Kej 9:26-27), dan melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). PB menerapkan Kej 12:3 langsung pada persediaan Allah untuk penebusan di dalam Yesus Kristus (Gal 3:16,29). Banyak tokoh dan peristiwa dari Kejadian disebut dalam PB berkaitan dengan iman dan kebenaran (mis. Rom 4:1; Ibr 11:1-22), penghakiman oleh Allah (mis. Luk 17:26-29,32; 2Pet 3:6; Yud 1:7,11), dan pribadi Kristus (mis. Mat 1:1; Yoh 8:58; Ibr 7:1).
Full Life: Kejadian (Garis Besar) Garis Besar
I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26)
A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Ke...
Garis Besar
- I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26) - A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Kej 1:1-2:25) - 1. Ringkasan Seluruh Penciptaan
(Kej 1:1-2:4) - 2. Kisah Penciptaan Adam dan Hawa yang Lebih Lengkap
(Kej 2:5-25) - B. Asal Mula Dosa
(Kej 3:1-24) - 1. Pencobaan dan Kejatuhan
(Kej 3:1-6) - 2. Dampak-Dampak Kejatuhan
(Kej 3:7-24) - C. Asal Mula Peradaban
(Kej 4:1-5:32) - 1. Kain: Kebudayaan Kafir
(Kej 4:1-24) - 2. Set: Kaum Sisa yang Benar
(Kej 4:25-26) - 3. Sejarah Silsilah Bapa Leluhur Pra-Air Bah
(Kej 5:1-32) - D. Air Bah: Hukuman Allah Atas Peradaban Purba
(Kej 6:1-8:19) - 1. Kebejatan Universal
(Kej 6:1-8,11-12) - 2. Nuh: Persiapan untuk Menyelamatkan Kaum Sisa yang Benar
(Kej 6:9-22) - 3. Beberapa Pengarahan Terakhir dan Air Bah
(Kej 7:1-8:19) - E. Permulaan Baru bagi Manusia
(Kej 8:20-11:26) - 1. Keturunan Nuh
(Kej 8:20-10:32; dan khususnya Sem, Kej 11:10-26) - 2. Menara Babel
(Kej 11:1-9) - 3. Hubungan Keluarga Antara Sem dengan Abraham
(Kej 11:10-26) - II. Permulaan Bangsa Ibrani
(Kej 11:27-50:26) - A. Abraham
(Kej 11:27-25:18) - 1. Latar Belakang Keluarga Abram
(Kej 11:27-32) - 2. Panggilan dan Perjalanan Iman Abram
(Kej 12:1-14:24) - 3. Perjanjian Allah yang Resmi dengan Abram
(Kej 15:1-21) - 4. Hagar dan Ismael
(Kej 16:1-16) - 5. Perjanjian dengan Abraham Dimeterai dengan Nama Baru dan Sunat
(Kej 17:1-27) - 6. Janji Abraham dan Tragedi Lot
(Kej 18:1-19:38) - 7. Abraham dan Abimelekh
(Kej 20:1-18) - 8. Abraham dan Ishak, Anak Perjanjian
(Kej 21:1-24:67) - 9. Keturunan Abraham
(Kej 25:1-18) - B. Ishak
(Kej 25:19-28:9) - 1. Kelahiran Esau dan Yakub
(Kej 25:19-26) - 2. Esau Menjual Hak Kesulungannya
(Kej 25:27-34) - 3. Ishak, Ribka, dan Abimelekh II
(Kej 26:1-17) - 4. Sengketa Mengenai Sumber Air dan Perpindahan ke Bersyeba
(Kej 26:18-33) - 5. Ishak Memberkati Anak-Anaknya
(Kej 26:34-28:9) - C. Yakub
(Kej 28:10-37:2) - 1. Mimpi dan Perjalanan Yakub
(Kej 28:10-22) - 2. Yakub dengan Laban di Haran
(Kej 29:1-31:55) - 3. Yakub dan Esau Berdamai Kembali
(Kej 32:1-33:17) - 4. Yakub Kembali ke Tanah Perjanjian
(Kej 33:18-35:20) - 5. Keturunan Yakub dan Esau
(Kej 35:21-37:2) - D. Yusuf
(Kej 37:2-50:26) - 1. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Kanaan
(Kej 37:2-36) - 2. Yehuda dan Tamar
(Kej 38:1-30) - 3. Ujian dan Kenaikan Pangkat Yusuf di Mesir
(Kej 39:1-41:57) - 4. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Mesir
(Kej 42:1-45:28) - 5. Ayah dan Saudara-Saudara Yusuf Pindah ke Mesir
(Kej 46:1-47:26) - 6. Hari-Hari dan Nubuat-Nubuat Terakhir Yusuf dan Kematiannya
(Kej 47:27-50:14) - 7. Ringkasan Yusuf
(Kej 50:15-26)
Matthew Henry: Kejadian (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab...
- Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab ini adalah kitab terbaik yang pernah ditulis dan yang tiada bandingannya, kitab segala kitab, yang bersinar seperti matahari dalam cakrawala pembelajaran. Buku-buku lain yang berharga dan berguna, seperti halnya bulan dan bintang, meminjam cahaya mereka darinya. Kita menyebutnya Kitab Suci, sebab kitab itu ditulis oleh orang-orang suci, dan digubah oleh Roh Kudus. Kitab itu secara sempurna bebas dari segala kesalahan dan niat jahat. Tujuannya yang nyata-nyata bisa disaksikan oleh pikiran adalah memajukan kekudusan di tengah-tengah manusia. Perkara-perkara besar dari hukum dan Injil Allah di sini dituliskan untuk kita, agar semua perkara itu bisa diringkas dalam kepastian yang lebih besar, agar bisa menyebar lebih luas, bertahan lebih lama, dan bisa diteruskan ke tempat-tempat yang jauh dan masa-masa ke depan dengan lebih murni dan utuh daripada yang mungkin dilakukan melalui laporan mulut dan tradisi. Karena itu, sangat besarlah pertanggungjawaban kita jika sampai perkara-perkara yang perlu untuk damai sejahtera kita ini, setelah diserahkan kepada kita dalam hitam di atas putih seperti itu, kita abaikan begitu saja sebagai perkara yang aneh dan asing (Hos. 8:12). Naskah-naskah atau tulisan-tulisan dari beberapa penulis yang terilhami, mulai dari Musa sampai Rasul Yohanes, digabung bersama-sama dalam Alkitab yang terberkati ini. Di dalam tulisan-tulisan ini cahaya ilahi bersinar secara perlahan-lahan, seperti cahaya pagi, sampai seluruh kumpulan suci ini menjadi lengkap seperti sekarang ini. Syukur kepada Allah, sekarang kita memilikinya di tangan kita, dan tulisan-tulisan itu membuat hari benar-benar cerah, sebagaimana yang kita harapkan terjadi di sisi seberang sorga ini. Setiap bagiannya adalah baik, tetapi semua bagian secara keseluruhan amatlah baik. Inilah pelita yang bercahaya di tempat yang gelap itu (2Ptr. 1:19), dan tanpa Alkitab, dunia ini menjadi tempat yang gelap.
- Di hadapan kita ada bagian dari Alkitab yang kita sebut Perjanjian Lama, yang berisi berbagai perbuatan dan segala kenangan tentang jemaat Allah mulai dari penciptaan sampai mendekatnya kedatangan Kristus dalam rupa daging, yang kira-kira empat ribu tahun lamanya. Kebenaran-kebenaran yang diwahyukan pada waktu itu, hukum-hukum yang ditetapkan pada waktu itu, ibadah-ibadah yang dijalankan pada waktu itu, nubuatan-nubuatan yang diberikan pada waktu itu, dan peristiwa-peristiwa yang menyangkut jemaat khusus itu, pengetahuan tentang semuanya ini disimpan bagi kita sejauh itu dipandang sesuai oleh Allah. Kitab ini disebut perjanjian, atau wasiat (diatheke), sebab kitab itu merupakan pernyataan tetap akan kehendak Allah berkenaan dengan manusia dalam bentuk persetujuan, dan akan berlaku apabila si pemberi wasiat sudah mati, Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan (Why. 13:8). Kitab ini disebut Perjanjian Lama, dalam hubungannya dengan Perjanjian Baru, yang tidak membatalkan dan menggantikannya, tetapi memahkotai dan menyempurnakannya, dengan mendatangkan pengharapan yang lebih baik itu, yang diperlambangkan dan dinubuatkan di dalamnya. Perjanjian Lama masih tetap mulia, walaupun Perjanjian Baru jauh melampauinya dalam kemuliaan (2Kor. 3:9).
- Di hadapan kita ada bagian dari Perjanjian Lama itu yang kita sebut Pentateukh, atau kelima kitab Musa, hamba Tuhan yang mengungguli semua nabi lain itu, dan yang memperlambangkan Sang Nabi Besar itu. Kitab-kitab Perjanjian Lama ini dibagi oleh Juruselamat kita ke dalam hukum, kitab-kitab para nabi, dan mazmur, atau hagiograf (tulisan-tulisan – pen.), dan kelima kitab ini adalah hukum. Sebab, kelima-limanya tidak saja berisi hukum-hukum yang diberikan kepada Israel, dalam empat kitab terakhir, tetapi juga hukum-hukum yang diberikan kepada Adam, kepada Nuh, dan kepada Abraham, dalam kitab pertama. Kelima kitab ini, sejauh yang kita ketahui, adalah kitab-kitab pertama yang pernah ditulis. Sebab, tidak disebutkan sedikit pun tentang tulisan lain dalam seluruh Kitab Kejadian, tidak pula sampai Allah menyuruh Musa untuk menulis (Kel. 17:14). Dan sebagian orang berpendapat bahwa Musa sendiri tidak pernah belajar menulis sampai Allah menunjukkan kepadanya salinan tulisan-Nya dalam Sepuluh Perintah Allah pada loh-loh batu. Bagaimanapun juga, kita yakin bahwa kelima kitab ini adalah tulisan-tulisan paling kuno yang masih ada sekarang, dan oleh sebab itu yang paling baik dalam memberi kita penjelasan yang memuaskan tentang perkara-perkara yang paling kuno.
- Di hadapan kita ada kitab yang pertama dan terpanjang dari kelima kitab itu, yang kita sebut Kejadian, yang ditulis, menurut sebagian orang, ketika Musa berada di Midian, untuk mengajar dan menghibur saudara-saudaranya yang menderita di Mesir. Tetapi saya lebih berpendapat bahwa ia menulisnya di padang gurun, setelah ia berada di gunung bersama Allah, di mana, ada kemungkinan, ia menerima pengajaran-pengajaran secara penuh dan khusus untuk menuliskannya. Dan, sama seperti Musa membentuk Kemah Suci, demikian pula ia membentuk bangunan yang lebih unggul dan lebih bertahan lama untuk kitab ini, persis seperti rancangan yang ditunjukkan kepadanya di gunung. Rancangan yang diperolehnya di gunung itu lebih baik dalam memastikan kebenaran segala perkara yang termuat di sini daripada yang bisa dipastikan di dalam tradisi-tradisi lain yang kemungkinan diteruskan dari Adam ke Metusalah, dari Metusalah ke Sem, dari Sem ke Abraham, dan seterusnya sampai kepada keluarga Yakub. Kejadian atau Genesis adalah nama yang dipinjam dari bahasa Yunani. Kata itu berarti asal-usul, atau silsilah. Tepatlah kitab ini disebut demikian, sebab kitab ini adalah sejarah asal-usul, mengenai penciptaan dunia, masuknya dosa dan maut ke dalamnya, penemuan-penemuan berbagai keterampilan, munculnya bangsa-bangsa, dan terutama penanaman jemaat Allah, dan keadaannya pada masa-masa awal. Kitab ini juga merupakan sejarah keturunan, yakni keturunan Adam, Nuh, Abraham, dan seterusnya. Ini silsilah tanpa akhir, tetapi berguna. Permulaan Perjanjian Baru juga disebut Kejadian (Mat. 1:1), Biblos geneseos, kitab kejadian, atau silsilah, dari Yesus Kristus. Terpujilah Allah untuk kitab Perjanjian Baru itu, yang menunjukkan kepada kita obat penyembuh, sementara kitab Perjanjian Lama ini membuka luka kita. Tuhan, bukakanlah mata kami, agar kami dapat melihat perkara-perkara yang ajaib baik dari Taurat-Mu maupun dari Injil-Mu!